Biaya Haji Indonesia Naik, Arab Saudi Turun, Kok Bisa?

Agama  
Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag RI, Hilman Latief. (Dok. Kemenag RI).
Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag RI, Hilman Latief. (Dok. Kemenag RI).

JAKARTA—Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia mengusulkan kenaikan biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH). Dari sebelumnya sebesar Rp. 39 juta, diusulkan kenaikannya menjadi Rp. 69,2 juta pada penyelenggaraan ibadah haji tahun 2023, atau naik sekitar Rp. 30 juta.

Usulan kenaikan ini tentu saja membuat masyarakat Indonesia ‘berteriak’. Sebab, saat pemerintah Indonesia mengusulkan kenaikan tersebut, Pemerintah Arab Saudi justru menurunkan paket layanan haji hingga 30 persen. Kok bisa?

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief membenarkan bahwa Arab Saudi menurunkan paket layanan haji 1444 H sekitar 30 persen dari harga yang mereka tetapkan tahun 2022. Menurutnya, penurunan paket haji itu juga sudah diperhitungkan dalam usulan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 1444 H/2023 M yang disusun pemerintah.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Dijelaskan Hilman, yang diturunkan oleh Pemerintah Arab Saudi adalah paket layanan haji. Adapun yang dimaksud dengan paket itu adalah layanan dari 8-13 Zulhijjah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina atau yang biasa disebut juga dengan Armuzna atau Masyair.

Untuk warga domestik, Pemerintah Arab Saudi menawarkan empat paket layanan Masyair tahun 1444 H/2023 M, yakni SAR 10,596-SAR 11,841 (sekitar Rp 43 juta hingga Rp 48 juta), SAR 8,092-SAR 8,458 (sekitar Rp 33 juta hingga Rp 34,5 juta), SAR 13,150 (sekitar Rp53,6 juta), dan paket keempat mulai SAR 3,984 (sekitar Rp 16 juta). Untuk paket keempat ini tidak ada layanan di Mina (hanya akomodasi dan konsumsi di Arafah dan Muzdalifah).

“Itulah yang disebut paket layanan haji yang ditangani oleh Syarikah atau perusahaan di Saudi. Harganya pada tahun lalu karena alasan pandemi, naik sangat signifikan. Tahun ini alhamdulillah diturunkan. Jadi terkait paket layanan haji di Masyair, hitungan dalam usulan BPIH pemerintah juga turun, kisarannya juga 30% dan itu sangat signifikan,” tegas Hilman di Jakarta, Sabtu (21/1/2023).

Hilman mengatakan, tahun 2022 lalu, paket layanan haji (Masyair) sebesar SAR 5.656,87. “Alhamdulillah tahun 2023 ini selain turun, Kemenag berhasil melakukan negosiasi hingga menjadi harganya menjadi SAR 4.632,87, atau turun sekitar SAR 1.024 atau 30 persen," ujarnya.

Karena hal itu pula, pihaknya melakukan usulan BPIH tahun 2023 ini dengan melakukan penyesuaian harga sesuai yang ditetapkan Pemerintah Arab Saudi. Meski demikian, pihaknya tetap mempertahankan kualitas layanan bagi jamaah di Masyair.

“Kepada perusahaan penyedia layanan, kami tetap meminta komitmen agar dengan harga yang ditetapkan pemerintah Saudi itu, layanan yang diberikan kepada jamaah juga tetap berkualitas,” jelasnya.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Official Media Yayasan Rumah Berkah Nusantara, part of Republika Network. email: [email protected], Silakan kirimkan inf

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image