Gagal Move On, Ayam Menikmati Permainan

Hikmah  

Sebuah keributan yang terjadi, bisa karena memang perlu diributkan, atau terjadi keributan di luar kendali, semuanya itu bisa melalaikan kita. Dan keributan itu telah membuat diri kita lengah, dan tidak fokus. Dampaknya bisa diketahui kemudian, merugikan diri kita.

Padahal, keributan atau polemik itu, terkadang tidak ada sangkut pautnya dengan diri kita sendiri, keluarga kita, bahkan mungkin dengan orang banyak. Itu hanya keributan atau polemik dari kalangan elite, para tokoh, yang bisa jadi hanya sebuah test case, test the water, uji coba, mengetahui pandangan masyarakat.

Lalu, kenapa harus kita yang ribut? Kenapa kita yang harus bertengkar, saling bermusuhan, bahkan enggan bertegur sapa? Bahkan, dampaknya pertikaian antarsaudara, antarkeluarga, antargolongan, antarkelompok, dan lain sebagainya. Padahal, itu hanya sebuah masalah yang memang tidak ada sangkut pautnya dengan diri kita. Kalau pun ada, tidak ada untungnya dengan diri kita.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Baca Juga: Tiga Cara Menerima Informasi A la Socrates

Contoh kecil, ada keributan yang terjadi di antara saudara. Keributan itu, bisa emang karena disebabkan internal sendiri, atau keributan itu disebabkan atau terjadi akibat prasangka dari pihak lain atau eksternal.

Ketika keributan itu terjadi, maka lengahlah kita. Lengahlah seluruh saudara. Semuanya terfokus pada keributan itu.

Seluruh energi terkuras habis hanya untuk ribut dan mencari solusinya. Akibatnya nggak ada yang menjaga dapur, nggak ada yang menjaga lemari, nggak ada yang menjaga brankas, atau lainnya. Padahal, itu semua barangkali yang sedang diincar oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Jika suatu kaum atau kelompok nggak bisa ditundukkan dari luar, maka orang yang nggak suka dengan kelompok itu akan memanfaatkannya dari dalam. Mereka acak-acak internalnya supaya pada ribut sendiri. Termasuk juga keluarga kita diacak-acak. Ketika ayah dan ibu ribut, maka anak-anak pasti terbengkalai, tak terurus.

Sesekali ribut, ya boleh-boleh saja, wajar, lumrah. Tapi kalau terus menerus ribut dan membesar? Maka bahayalah akibatnya.

Karena itu, semua elemen keluarga mesti banyak menahan diri. Lihatlah kepentingan yang lebih besar daripada hanya ribut sendiri-sendiri. Jangan melihat pada kepentingan sesaat. Pikirkan masa depan yang lebih luar dan lebih besar.

Mungkin kita bisa mengambil pelajaran dari ayam. Ayam tahu bahwa di dalam rumah ada makanan. Orang yang ribut, maka biasanya mereka lupa mengawasi makanan itu. Ayam menunggu momentum untuk menyantap.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Official Media Yayasan Rumah Berkah Nusantara, part of Republika Network. email: [email protected], Silakan kirimkan inf

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image