Ana Dina Ana Upa, Ora Obah Ora Mamah, Hebatnya Filsafat Jawa Ini
Ana Dina Ana Upa, Ora Obah Ora Mamah
Oleh Syahruddin El Fikri
Sahabat Rumah Berkah yang dirahmati Allah SWT.
Allah SWT memerintahkan kepada umat manusia untuk senantiasa bekerja demi memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Allah juga sudah menjamin rezeki bagi setiap makhluk.Hal ini ditegaskan oleh Allah SWT dalam Al-Quran surat Hud ayat 6:
۞ وَمَا مِن دَآبَّةٍۢ فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّۭ فِى كِتَـٰبٍۢ مُّبِينٍۢ
"Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh)." (QS. Hud [11]: 6).
Berdasarkan keterangan ayat di atas, jelaslah bagi kita, bahwa setiap makhluk tak perlu khawatir akan rezekinya, karena semuanya sudah dijamin oleh Allah SWT.Pertanyaan kemudian adalah apakah setiap makhluk (jin, manusia, hewan, dan lainnya) itu mau mencari karunia yang telah disediakan Allah tersebut. Atau sebaliknya, apakah mereka hanya berdiam diri saja, tanpa melakukan apapun.
Sahabat Rumah Berkah yang dimuliakan Allah, di sinilah sisi menarik filsafat Jawa yang berbunyi: "Ana Dina Ana Upa, Ora Obah Ora Mamah" (Ada hari maka ada butiran nasi, jika tidak bergerak, maka dia tidak akan makan).
Dengan keterangan di atas, maka jelaslah bahwa sesungguhnya ajaran filsafat Jawa di atas, juga mengajarkan kepada setiap orang untuk selalu berusaha. Karena pada prinsipnya, setiap hari manusia harus bekerja, dan peluang meraih rezeki itu selalu terbuka. Jika seseorang sudah berusaha semaksimal mungkin, ternyata hasilnya tidak optimal, maka itulah ketetapan Allah. Tetapi pada prinsipnya, dengan bekerja, maka seseorang akan dapat rezeki (makan). Dan bila hanya diam saja, tidak bergerak, tidak bekerja, maka peluang mendapatkan rezeki sangat kecil.
Filsafat Jawa di atas, Ana Dina Ana Upa, Ora Obah Ora Mamah dapat dijelaskan bahwa setiap seseorang bangun dari tidur, menyongsong hari yang baru, maka rezeki itu sudah tersedia, tinggal bagaimana dia meraih dan menjemput rezeki itu.
Ora Obah Ora Mamah, jika dia tidak bergerak, dia tidak bekerja, maka dia tidak akan makan. Jangankan sepiring nasi, sebutir Upa (nasi) pun takkan bisa dia raih. Karena itulah, kita diingatkan untuk selalu rajin dan giat bekerja. Karena dengan bekerja, maka peluang untuk mendapatkan rezeki itu akan semakin besar.
"Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna.” (QS. An-Najm: 39-40).