Humor

Humor: Siapa yang Menentukan Dewasa dan Anak-anak

Sejumlah orang berusia 40 tahunan sedang berkumpul di suatu majelis. Seseorang yang ditokohkan memberikan tausiyah singkat kepada hadirin. Yang mendengarkan berusaha menyimak nasihat atau tausiyah yang disampaikan dengan penuh khusyuk.

Seseorang yang ditokohkan, sebut saja namanya Kasan, berkata:

"Saudaraku semua, kita hidup di dunia ini sudah ditentukan oleh Allah. Rezeki kita sudah ditentukan, umur kita juga sudah ditentukan, dan pasangan jodoh kita juga sudah ditentukan," ujarnya.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Tetapi, lanjutnya, walau rezeki, umur, dan jodoh sudah ditentukan, soal banyak dan sedikitnya rezeki, panjang dan pendeknya umur, serta cantik atau ganteng dan tidaknya pasangan jodoh kita, itu adalah pilihan.

"Kalau kita mau berusaha dengan giat, maka rezeki kita akan banyak, insya Allah. Jika kita gemar bersedekah, insya Allah, umur kita juga akan dipanjangkan. Dan jika kita mau berusaha maksimal mencari pasangan kita, cantik/tampan, insya Allah, akan ketemu," terangnya.

"Jadi, soal rezeki, umur, dan jodoh, itu sudah ditentukan. Dan soal banyak atau sedikitnya, panjang atau pendeknya, serta cantik atau tidak, itu soal pilihan," terangnya berapi-api.

Jamaah yang mendengarkan manggut-manggut. Mereka seolah paham dan mengerti apa yang disampaikan.

Selain itu, tambah Kasan, seseorang yang tua, itu adalah pasti. "Dan soal dewasa, itu adalah pilihan," ujarnya lagi.

"Sekarang, kata dia, apakah kita mau menjadi orang tua yang pintar, atau menjadi dewasa yang bijaksana?"

Kalau kita menjadi dewasa yang bijaksana, lanjutnya, maka umur yang semakin tua akan semakin bermanfaat.

Mendengar nasihat tersebut, para jamaah lagi-lagi manggut-manggut. Di pojokan, seorang anak muda yang memiliki tanda hitam disamping telinganya, menyahut lantang.

"Pak Kasan, saya mau tanya," ujarnya.

"Silakan," jawab Pak Kasan.

"Siapa yang menentukan seseorang itu dewasa, dan siapa yang menentukan seseorang itu anak-anak?" tanya Tompel.

Pak Kasan terdiam. Hadirin juga terdiam. Halim mencoba menjawab: "Ya, dilihat dari umurnya. Siapa saja bisa menentukan seseorang itu dewasa atau anak-anaknya," jawab Halim sekenanya.

"Salah," kata Tompel.

"Lalu siapa? Emang kamu tau, Pel," kata Halim kesal.

"Pastilah saya tau," jawab Tompel enteng.

"Siapa?" tanya Pak Kasan, tak sabar. Yang lain juga sama, mereka seolah penasaran dengan apa yang diungkapkan Tompel.

"Jawabnya adalah Tukang cukur," jawab Tompel.

"Kok jawabannya tukang cukur," kata Pak Kasan makin penasaran.g

"Iya, karena di tempat tukang cukur, orang dewasa itu Rp. 20 ribu, sedangkan anak-anak Rp. 10 ribu, ha-ha-ha," jawab Tompel.

Yang lain pun tertawa terpingkal-pingkal mendengar jawaban Tompel. Suasana majelis itu pun menjadi riuh dengan celotehan Tompel. (Syahruddin E, Khadimul Rumah Berkah).

Berita Terkait

Image

Pandangan Awam Soal Kata Sayyidina Baik di Dalam Maupun di Luar Shalat

Image

Pandangan Awam Soal Kata Sayyidina Baik di Dalam Maupun di Luar Shalat

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Official Media Yayasan Rumah Berkah Nusantara, part of Republika Network. email: [email protected], Silakan kirimkan info