Agama

Sahur A la Rasulullah

Rasulullah SAW memberikan tuntunan kepada umat Islam pada saat makan sahur. Beliau mengajarkan untuk senantiasa mengakhirkan sahur, yakni menjelang terbit fajar (imsak). Sebab, pada sepertiga malam terakhir, terdapat kemuliaan dan keberkahan dari Allah. Di antaranya, Allah mengabulkan doa hamba-hamba-Nya dan akan mengangkat derajat orang-orang yang beribadah di waktu tersebut. Seperti mendirikan shalat tahajud dan bertasbih.

“Maka bertasbihlah kamu kepada Allah di waktu petang dan waktu subuh.” (Ar-Rum [30]: 17).

“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) Subuh. Sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat). Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (Al-Israa [17]: 78-79).

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Dikisahkan dalam sebuah hadis, bahwa Rasulullah SAW makan sahur bersama dengan Zaid bin Tsabit RA. Setelah menyantap makanan secukupnya, Rasul segera bergegas untuk pergi shalat. “Antara selesai makan sahurnya Rasulullah dengan pergi shalatnya itu kira-kira sebanyak orang membaca 50 ayat Al-Qur’an.” (HR Bukhari dan Muslim).

Selain itu, saat makan sahur, Rasul SAW tidak pernah berlebih-lebihan dalam mengonsumsi makanan. Beliau mengajarkan umat Islam agar makan saat sudah lapar, dan berhenti makan sebelum kenyang.

Kemudian, ketika tiba waktu berbuka, maka Rasul SAW akan menyegerakannya. Yakni, ketika telah masuk waktu shalat Maghrib atau terbenamnya matahari, maka Rasul segera berbuka puasa. Dan ketika berbuka itu, beliau hanya memakan tiga biji kurma dan segelas air putih, lalu segera berwudhu untuk mengerjakan shalat Maghrib secara berjamaah.


Dari Abu ‘Athiyah RA, dia berkata; “Saya bersama Masruq datang kepada Aisyah RA. Kemudian Masruq berkata kepadanya; “Ada dua sahabat Nabi Muhammad SAW yang masing-masing ingin mengejar kebaikan, dan salah seorang dari keduanya itu segera mengerjakan shalat Maghrib dan kemudian berbuka. Sedangkan yang seorang lagi, berbuka dulu baru kemudian mengerjakan shalat Maghrib.” Aisyah bertanya: “Siapakah yang segera mengerjakan shalat Maghrib dan berbuka?” Masruq menjawab; “Abdullah bin Mas’ud.” Kemudian Aisyah berkata; “Demikianlah yang diperbuat oleh Rasulullah SAW.” (HR Muslim, No 1242).

Berita Terkait

Image

Pandangan Awam Soal Kata Sayyidina Baik di Dalam Maupun di Luar Shalat

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Official Media Yayasan Rumah Berkah Nusantara, part of Republika Network. email: [email protected], Silakan kirimkan info