Bani Israel tak Bisa Masuk Palestina Karena Diazab Allah

Al Quran  

Ketika di Padang Tih, populasi Bani Israil banyak berkurang lantaran sebagian besar mereka meninggal dunia, bahkan dikatakan dalam pendapat yang lemah, tidak tersisa satupun kecuali dua orang yaitu Yusya’ bin Nun dan Kalib.

Padang Tih adalah gurun yang tandus, kering, tidak terdapat sumber air atau makanan dan suhu terik matahari begitu panas dan menyengat. Bagaimanakah Bani Israil mampu bertahan hidup? Bagaimana mereka mendapatkan kebutuhan sandang dan pangan, sementara Padang Tih jauh dari pusat peradaban di Mesir?

Menukil riwayat dari Wahab bin Munabbih, Ibnu Jarir At-Thabari mengemukakan, saat mereka dilanda kerisauan dan rasa bingung telah memuncak, Bani Israil menghadap kepada Nabi Musa dan menanyakan bebarapa hal, antara lain makanan, lauk pauk, pakaian dan tempat berlindung dari terik matahari yang menyengat.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Sebagai jawaban atas pengaduan mereka, Nabi Musa berdoa kepada Allah SWT yang lantas dikabulkan. Terkait makanan Allah SWT memberikan makanan berupa roti (al-manna) yang diturunkan setiap waktu pagi datang. Selain itu, Allah SWT juga menyediakan lauk pauk yaitu daging burung salwa, sejenis burung dara yang datang bersamaan dengan tiupan angin ke arah Padang Tih.

Persoalan krisis air minum, Allah SWT memerintahkan Nabi Musa agar memukulkan tongkatnya. Maka seketika itu muncullah 12 sumber mata air yang digunakan sebagai penopang hidup mereka. Ada pula yang menyatakan, mata air Musa (‘Uyun Musa) ini terdapat di Syam. Namun, sejumlah pendapat mengatakan, mata air Musa ini terdapat di perbatasan di dekat Laut Merah. Lihat pembahasannya dalam bagian lain dai buku ini.

Melanjutkan kisah tersebut, berdasarkan riwayat dari Ibnu Abbas, Ibnu Jarir At-Thabari menjelaskan, Allah juga memberikan jenis pakaian untuk mereka yang belum pernah ada sebelumnya. Pakaian tersebut digunakan pula melindungi keturunan mereka dari panas mentari. Terkait dengan panas matahari, menurut riwayat Rabi’ bin Anas, seperti yang dinukil At-Thabari, awan mendung senantiasa menutupi sengatan matahari dari saat terbit hingga menjelang terbenam.

Kisah pengaduan Bani Israil tentang kondisi di Padang Tih tersebut menurut Ibn Ishaq merupakan penjabaran dari ayat ini termaktub dalam ayat 57 dan 60 Surah Al-Baqarah.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Official Media Yayasan Rumah Berkah Nusantara, part of Republika Network. email: [email protected], Silakan kirimkan inf

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image