Hikmah

Dahsyatnya Doa Seorang Pemburu

Dahsyatnya Doa Seorang Pemburu

Suatu pagi yang cerah, seorang laki-laki pergi hendak berburu mencari rezeki yang halal. Namun, seharian ia tak jua mendapatkan buruannya. Bahkan, hingga hampir malam, ia belum mendapatkan satu pun binatang buruan. la lalu berdoa dan bermunajat kepada Allah SWT dengan sepenuh hatinya.

“Ya Allah, anak-anakku menunggu di rumah dengan menahan rasa lapar, berilah aku seekor binatang buruan, agar kami dapat menikmatinya sebagai upaya untuk tetap dekat dengan-Mu."

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Setelah selesai berdoa. Dengan jala yang di bawanya, ia mencoba mengais rezeki di sungai. Tak disangka, seekor ikan besar menyangkut di jalanya. Allah SWT telah memberi rezeki kepada si pemburu yang tak pernah lelah untuk menafkahi anggota keluarganya. Si pemburu itu pun bersyukur kepada Allah dan bersiap pulang ke rumah dengan penuh bahagia.

Malang tak dapat diraih, untung tak dapat ditolak. Begitulah sebuah pepatah. Tak lama setelah meninggalkan sungai, di tengah perjalanan pulang itu, ia bertemu dengan kelompok raja yang hendak berburu juga. Raja heran dan takjub luar biasa begitu melihat ikan besar yang dibawa pemburu itu. Sang Raja lalu menyuruh pengawal untuk mengambil ikan itu secara paksa dari tangan sang pemburu.

Malang bagi si pemburu, fisiknya yang lemah karena sudah seharian menahan lapar, ia tak mampu melawan pasukan kerajaan yang berjumlah sangat banyak itu. Dengan perasaan sakit dan kecewa, ia tertunduk lesu dan hanya berharap Allah SWT membalaskan rasa sakitnya.

Oleh sang Raja, ikan itu dibawanya pulang dengan rasa bahagia. Ketika sampai di istana, ia penasaran dengan ikan yang sangat besar itu. Lalu sang raja mengeluarkan ikan itu dan mencoba memainkannya dengan cara dibolak-balik. Sambil tersenyum dan sesekali tertawa riang, sang raja senang. Saat tak diduga, tiba-tiba ikan itu mengigit jarinya dan mengakibatkan badannya jadi panas dingin. Sang raja langsung melepaskan gigitan ikan itu dengan bantuan para pengawalnya. Sang raja geram, ia memerintahkan agar ikan itu segera dibunuh.

Dampak dari gigitan itu sangat dirasakan oleh sang raja. Badannya yang tadinya panas dingin, kini menjadi semakin panas. Panas dan panas. Sang raja tidak bisa tidur. Ia gelisah.

Mengetahui kondisi sang raja yang memburuk, penasihat kerajaan memerintahkan dokter terbaiknya untuk mengobati sang raja. Satu, dua, tiga, hingga puluhan dokter, tak sanggup dan tak mampu mengobatinya. Tangan raja yang tergigit ikan telah terinfeksi. Pada dokter menyarankan agar segera memotong jari sang raja. Hal itu dilakukan untuk menghindari penyebaran infeksi atau racun ke anggota badan lainnya. Raja pun menyetujui nasihat mereka.

Jari sang raja dipotong, namun derita dan sakit yang dialaminya tak kunjung membaik. Ia tak dapat istirahat. Racun sudah menyebar. Selain karena infeksi yang sudah menyebar juga sakit dari amputasi jari sang raja.

Singkat cerita, para dokter menyarankan agar pergelangan tangan sang raja dipotong. Dan tanpa pikir panjang, raja menyetujuinya karena rasa sakit yang teramat sangat perih. Akhirnya dipotonglah pergelangan tangan sang raja. Harapannya setelah pergelangan tangan dipotong, rasa sakit berkurang.

Setelah dipotong, bukannya sembuh dan membaik, sang raja malah tambah sakit parah. la berteriak dan meringis dengan keras karena racun itu telah merasuk dan menyebar ke anggota tubuh lainnya. Akhirnya seluruh dokter menyarankan agar kali ini tangan raja akan diamputasi sampai siku. Raja pun menyetujuinya. Setelah lengannya dipotong, sakit jasmaninya telah menghilang, tetapi diri dan jiwanya tetap belum tenang. Ia masih gelisah. Semua dokter akhirnya menyarankan, agar raja dibawa ke seorang dokter jiwa atau ahli hikmah.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Official Media Yayasan Rumah Berkah Nusantara, part of Republika Network. email: [email protected], Silakan kirimkan info