Mahasiswa UNS Bersama Damkar Gelar Sosialisasi dan Pelatihan Pemadaman Kebakaran
Mahasiswa UNS Sosialisasi dan Pelatihan Damkar di Lingkup Rumah Tangga di Karanganyar
KARANGANYAR—Puluhan mahasiswa Universitas Sebelas Maret Solo yang tergabung dalam peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Periode Juli-Agustus 2023, bekerja sama dengan Dinas Satuan Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Karanganyar, memberikan sosialisasi dan praktik penanggulangan kebakaran. Kegiatan sosialiasi dan pelatihan ini dilaksanakan pada pekan lalu (15/8/2023), bertempat di halaman rumah kepala bayan, Kebayanan Sengon, Kel. Gayamdompo, Karanganyar.
Kegiatan sosialisasi dan pelatihan Damkar diikuti sekitar 40 peserta yang terdiri atas ibu-ibu PKK dan sejumlah pemuda karang taruna setempat. Dalam siaran persnya, para mahasiswa Universitas Sebelas Maret atau yang lebih dikenal dengan nama Universitas Negeri Solo (UNS) itu dan tergabung dalam peserta KKN ke-92 menyebutkan, kegiatan sosialisasi ini berisi tentang pemberian informasi seputar Teori Tentang Dasar Api hingga Penggunaan Alat Pemadam Kebakaran Api Ringan (APAR), kemudian dilanjutkan dengan Praktek Penanggulangan Kebakaran dengan Alat Tradisional.
“Kami berharap, jika terjadi kebakaran kecil di rumah seperti kebocoran tabung gas pada lima menit pertama, sebelum tim pemadam kebakaran yang turun tangan, hendaknya bisa dipadamkan terlebih dahulu oleh bapak atau ibu yang ada di rumah. Karenanya, melalui sosialisasi dan pelatihan ini diharapkan dapat memberikan edukasi penting bagi bapak ibu semuanya,” ujar Aris selaku koordinator Dinas Satuan Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Karanganyar.
Aris mengatakan, kebakaran kecil akibat kebocoran gas LPG dapat ditangani dengan menutup aliran gas dari regulator. “Caranya dengan memutar tuas regulator dan melepasnya,” ujarnya.
Sedangkan pada kebakaran lebih besar yang disebabkan oleh kompor minyak dan sejenisnya, kata dia, dapat dilakukan dengan cara tradisional, yakni menggunakan karung goni atau bahan tebal seperti handuk yang dibasahi. Bahan-bahan tersebut, kata dia, ditutupkan pada sumber api dengan harapan mampu mengurangi suplai oksigen ke bahan yang terbakar, sehingga api dapat dipadamkan.
Para peserta sosialiasi yang hadir dalam kegiatan ini juga diajarkan bagaimana cara mereka ketika melihat api, tindakan apa yang seharusnya atau yang tidak seharusnya dilakukan. Aris mengimbau agar ibu-ibu khususnya, tidak panik saat menghadapi api jika terjadi kebocoran gas saat memasak maupun jika kompor gas mengeluarkan api yang cukup besar. “Cukup dengan mengu=gunakan kain basah dan juga APAR dalam mematikan api dalam waktu lima menit pertama,” terang Aris.