Gadis Cantik dari Bani An-Nakha

Hikmah  

Walau demikian, ternyata cinta di antara keduanya benar- benar semakin bergelora. Akhirnya, sang wanita mengirim surat dengan bantuan seseorang kepada sang pemuda. Begitu tahu surat tersebut dari pujaan hatinya, sang pemuda gembira seakan memiliki dunia. Digenggamnya surat tersebut, lalu dibacanya dengan perlahan.

"Aku telah tahu betapa besar cintamu kepadaku, dan betapa besar pula aku diuji dengan kamu. Bila kamu setuju, aku akan mengunjungimu atau aku akan mempermudah jalan bagimu untuk datang menemuiku di rumahku."

Batin pemuda semakin tersiksa, la mempunyai dua pilihan. Bersenang-senang dengan wanita yang dicintainya meskipun mendapat laknat Allah. Atau, menolak permintaan pujaan hatinya demi menjaga kemuliaan dirinya. Pesona positif dan negatif di dalam dirinya bertarung sengit, tapi dia yakin Allah akan melaknatnya dengan hina, jikalau dia menerima ajakan si wanita. Pemuda itu pun membalas suratnya.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

"Aku tidak setuju dengan dua alternatif itu, 'Sesungguhnya aku merasa takut bila aku berbuat maksiat pada Rabbku akan adzab yang akan menimpaku pada hari yang besar.' (QS. Yunus: 15). Aku takut pada api yang tidak pernah mengecil nyalanya dan tidak pernah padam kobarannya."

Setelah membaca surat dari pemuda, luluhlah hati sang wanita. la menyadari bahwa setan sudah menguasai dirinya. Si wanita berkata, "Walau demikian, rupanya ia masih takut kepada Allah? Demi Allah, tak ada seseorang yang lebih berhak untuk bertakwa kepada Allah dari orang lain. Semua hamba sama-sama berhak untuk itu."

Wanita itu menebus kesalahannya dengan meningkatkan ketakwaannya. la menjauhi urusan dunia. Akan tetapi, ia masih memendam rindunya kepada si pemuda. Tubuhnya mulai semakin kurus menahan rindu. Sampai akhirnya, sang wanita menutup mata untuk selama-lamanya, meninggalkan dunia yang fana.

Sang pemuda sering datang menziarahi kuburnya. la menangis dan mendoakan kebaikan bagi wanita yang dicintainya. Suatu hari, sang pemuda tertidur di atas kuburannya, ia bermimpi bertemu sang wanita yang dicintainya dalam penampilan yang sangat baik. Dalam mimpinya, si pemuda bertanya kepada wanita, "Bagaimana keadaanmu? Dan apa yang kamu dapatkan setelah meninggal?"

"Sebaik-baik cinta wahai orang yang bertanya, adalah cintamu. Sebuah cinta yang dapat mengiring menuju kebaikan."

"Jika demikian, ke manakah kau menuju?"

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Official Media Yayasan Rumah Berkah Nusantara, part of Republika Network. email: [email protected], Silakan kirimkan inf

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image