Lubang yang Menyelamatkan dan Membahagiakan Tukang Cat Perahu
Lubang yang Menyelamatkan dan Membahagiakan Tukang Cat Perahu
Oleh Syahruddin El Fikri
Sahabat, apapun pekerjaan atau profesi kita, jangan pernah lelah untuk saling membantu pekerjaan yang mungkin bukan tugas pokok atau utama. Terkadang, bantuan kecil bahkan mungkin tak bernilai, sesungguhnya memiliki makna istimewa bagi orang lain.
Pun demikian dengan pekerjaan kantor. Ada kalanya kita ogah dan enggan mengerjakan pekerjaan yang bukan menjadi tugas utama kita. Padahal, itu bisa kita lakukan dan kerjakan tanpa harus menunggu si pekerja utama.
Bagi sebagian orang bisa jadi mengerjakan pekerjaan orang lain akan menyita waktu dan jika salah bisa fatal akibatnya. Atas alasan ini pula akhirnya banyak orang yang tidak mau mengambil risiko tersebut, walaupun ia bisa mengerjakannya.
Kisah berikut ini bisa jadi pelajaran yang kayak dijadikan pedoman. Alkisah, ada seorang pria diminta untuk mengecat perahu oleh pemiliknya. Pria itu membawa cat dan kuas lalu mulai mengecat perahu dengan warna seperti yang diminta oleh pemiliknya.
Sementara mengecat, ia menyadari ada lubang kecil di lambung kapal (perahu) dan memutuskan untuk memperbaikinya tanpa perintah si pemiliknya. Ia merapikan dan memastikan lubang itu tidak akan membuat air masuk ke dalam perahu. Maka saat selesai mengecat dan mengerjakan semuanya, ia menerima uang dari si pemilik perahu.
Beberapa hari kemudian, pemilik perahu datang menemui orang yang mengecat perahu itu. Tanpa basa-basi lebih lanjut, si pemilik perahu langsung memberikan selembar cek dengan angka yang jauh lebih tinggi dari pembayaran tugasnya mengecat.
Si tukang cat itu terkejut, dan ia berkata; “Anda sudah membayar saya untuk tugas mengecat perahu kemarin.”
Si pemilik perahu berkata; "Betul, saya sudah membayarnya. Tapi ini bukan untuk pekerjaan mengecat. Ini karena Anda telah memperbaiki lubang di perahu,” ujar si pemilik perahu.
Si tukang perahu ini kemudian menukas singkat. "Ah, itu hanya soal layanan kecil saja. Tentu tidak layak Anda membayar saya dengan jumlah tinggi untuk sesuatu yang sangat tidak signifikan,” kata dia.
Tak mau berdebat panjang lebar, si pemilik perahu berkata: “Sahabatku, Anda tidak mengerti. Mari, saya beritahu Anda apa yang terjadi. Ketika saya meminta Anda untuk mengecat perahu, saya lupa memberitahu Anda tentang lubang di perahu itu. Ketika perahu telah kering, anak-anak saya mengambil perahu dan pergi memancing. Mereka tidak tahu bahwa ada lubang di lambung perahu. Sementara saya saat itu tidak berada di rumah. Ketika saya kembali dan melihat mereka telah mengambil perahu, saya sudah putus asa karena saya ingat bahwa lambung perahu itu berlubang, dan dapat membahayakan nyawa mereka. Bayangkan apa yang terjadi, seandainya lubang pada perahu itu belum diperbaiki?" ujarnya.