Surat Al Mulk Lengkap, Arab, Latin, dan Terjemahnya
Surat Al Mulk Lengkap, Arab, Latin, dan Terjemahnya
Sahabat yang dirahmati Allah SWT.
Berikut ini bacaan Surat Al-Mulk Lengkap 30 ayat, bacaan Arab, Latin, dan Terjemahnya. Dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa; Rasulullah SAW bersabda: "Didalam Al-Quran terdpat 30 ayat yang dapat memberikan syafaat dan dijauhkan dari siksa kubur, yakni Tabarakalladzii biyaadihil mulk (Surat Al-Mulk) hingga akhir."(HR. Abu Dawud).
Baca Juga: Surat Yasin Lengkap dengan Arab, Latin dan Terjemahnya, Serta Keutamaannya.
Inilah Surat Al Mulk tersebut;
1تَبٰرَكَ الَّذِيْ بِيَدِهِ الْمُلْكُۖ وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌۙ
Tabaarakal-ladzii biyadihil-mulk(u), wa huwa ‘alaa kulli syai'in qadiir(un).
Mahaberkah Zat yang menguasai (segala) kerajaan dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu,
2ۨالَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًاۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُۙ
Alladzii khalaqal-mauta wal-Hayaata liyabluwakum ayyukum ahsanu ‘amala(n), wa huwal-‘aziizul-ghafuur(u).
yaitu yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dia Mahaperkasa lagi Maha Pengampun.
3الَّذِيْ خَلَقَ سَبْعَ سَمٰوٰتٍ طِبَاقًاۗ مَا تَرٰى فِيْ خَلْقِ الرَّحْمٰنِ مِنْ تَفٰوُتٍۗ فَارْجِعِ الْبَصَرَۙ هَلْ تَرٰى مِنْ فُطُوْرٍ
Alladzii khalaqa sab‘a samaawaatin Thibaaqaa(n), maa taraa fii khalqir-rahmaani min tafaawut(in), farji‘il-bashara hal taraa min futhuur(in).
(Dia juga) yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu tidak akan melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih ketidakseimbangan sedikit pun. Maka, lihatlah sekali lagi! Adakah kamu melihat suatu cela?
4ثُمَّ ارْجِعِ الْبَصَرَ كَرَّتَيْنِ يَنْقَلِبْ اِلَيْكَ الْبَصَرُ خَاسِئًا وَّهُوَ حَسِيْرٌ
Tsummarji‘il-bashara karrataini yanqalib ilaikal-basharu khaasi'aw wa huwa hasiir(un).
Kemudian, lihatlah sekali lagi (dan) sekali lagi (untuk mencari cela dalam ciptaan Allah), niscaya pandanganmu akan kembali kepadamu dengan kecewa dan dalam keadaan letih (karena tidak menemukannya).
5وَلَقَدْ زَيَّنَّا السَّمَاۤءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيْحَ وَجَعَلْنٰهَا رُجُوْمًا لِّلشَّيٰطِيْنِ وَاَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابَ السَّعِيْرِ
Wa laqad zayyannas-samaa'ad-dun-yaa bimashaabiiha wa ja‘alnaahaa rujuumal lisy-syayaathiini wa a‘tadnaa lahum ‘adzaabas-sa‘iir(i).
Sungguh, Kami benar-benar telah menghiasi langit dunia dengan bintang-bintang, menjadikannya (bintang-bintang itu) sebagai alat pelempar terhadap setan, dan menyediakan bagi mereka (setan-setan itu) azab (neraka) Sa‘ir (yang menyala-nyala).
6وَلِلَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِرَبِّهِمْ عَذَابُ جَهَنَّمَۗ وَبِئْسَ الْمَصِيْرُ
Wa lil-ladziina kafaruu birabbihim ‘adzaabu jahannam(a), wa bi'sal-mashiir(u).
Orang-orang yang kufur kepada Tuhannya akan mendapat azab (neraka) Jahanam. Itulah seburuk-buruk tempat kembali.
7اِذَآ اُلْقُوْا فِيْهَا سَمِعُوْا لَهَا شَهِيْقًا وَّهِيَ تَفُوْرُۙ
Idzaa ulquu fiihaa sami‘uu lahaa syahiqaw wa hiya tafuur(u).
Apabila dilemparkan ke dalamnya (neraka), mereka pasti mendengar suaranya yang mengerikan saat ia membara.
8تَكَادُ تَمَيَّزُ مِنَ الْغَيْظِۗ كُلَّمَآ اُلْقِيَ فِيْهَا فَوْجٌ سَاَلَهُمْ خَزَنَتُهَآ اَلَمْ يَأْتِكُمْ نَذِيْرٌۙ
Takaadu tamayyazu minal-ghaizh(i), kullamaa ulqiya fiihaa faujun sa'alahum khazanatuhaa alam ya'tikum nadziir(un).
(Neraka itu) hampir meledak karena marah. Setiap kali ada sekumpulan (orang-orang kafir) dilemparkan ke dalamnya, penjaga-penjaganya bertanya kepada mereka, “Tidak pernahkah seorang pemberi peringatan datang kepadamu (di dunia)?”
9قَالُوْا بَلٰى قَدْ جَاۤءَنَا نَذِيْرٌ ەۙ فَكَذَّبْنَا وَقُلْنَا مَا نَزَّلَ اللّٰهُ مِنْ شَيْءٍۖ اِنْ اَنْتُمْ اِلَّا فِيْ ضَلٰلٍ كَبِيْرٍ
Qaaluu balaa qad jaa'anaa nadziir(un), fa kadzdzabnaa wa qulnaa maa nazzalallaahu min syai'(in), in antum illaa fii dhalaalin kabiir(in).
Mereka menjawab, “Pernah! Sungguh, seorang pemberi peringatan telah datang kepada kami, tetapi kami mendustakan(-nya) dan mengatakan, ‘Allah tidak menurunkan sesuatu apa pun.’” (Para malaikat berkata,) “Kamu tidak lain hanyalah (berada) dalam kesesatan yang besar.”
10وَقَالُوْا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ اَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِيْٓ اَصْحٰبِ السَّعِيْرِ
Wa qaaluu lau kunnaa nasma‘u au na‘qilu maa kunnaa fii ash-haabis-sa‘iir(i).
Mereka juga berkata, “Andaikan dahulu kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu), tentulah kami tidak termasuk ke dalam (golongan) para penghuni (neraka) Sa‘ir (yang menyala-nyala).”