Kucing Pun Mandi Janabat

Hikmah  
Kucing pun memahami bahwa setelah berhubungan intim badan akan kotor. (dokpri)
Kucing pun memahami bahwa setelah berhubungan intim badan akan kotor. (dokpri)

Pernah melihat kucing mandi junub? Persisnya bukan mandi junub, sebab dia hanya berguling-guling di tanah atau pasir sesuai berhubungan badan dengan pasangannya. Kalau mandi, pasti dengan air, bukan dengan pasir atau berguling di tanah. Perilaku ini tak hanya dilakukan oleh kucing jantan saja, tetapi kucing betina pun berperilaku sama sesudah melakukan ‘ritual khusus’ tersebut.

Bagi sebagian orang, perilaku kucing tersebut mungkin biasa-biasa saja. Bahkan—mungkin—hal itu sangat lumrah dan menjadi kebiasaannya sejak ‘nenek moyangnya’. Sehingga, seusai melakukan aktivitas khusus itu, mereka mempraktikkan kebiasaan ‘mandi junub’ tersebut. Tetapi, bagi sebagian orang lain yang mengamati perilaku seusai ‘ritual khusus’ itu, mungkin timbul pertanyaan. Apa sesungguhnya yang dilakukan kucing jantan dan betina dengan berguling-guling di tanah atau pasir seusai melakukan praktik tersebut?

Apakah kedua kucing itu merasa gerah? Apa kucing tersebut merasa ada sesuatu di badannya sehingga ia harus berguling-guling di pasir atau tanah seusai berhubungan badan tersebut? Apakah karena dia merasa gatal? Entahlah. Hanya saja, perilaku kedua kucing berlainan jenis itu, menarik untuk disimak dan diteliti lebih jauh.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Tetapi, bagi mereka umat beragama, tentu punya pandangan lain. Mungkin kedua kucing yang melakukan praktik berguling-guling di pasir atau tanah tersebut karena merasa dirinya sedang dalam keadaan kotor atau tidak suci. Sehingga karena dia tidak mungkin ‘mandi dengan air’ maka yang dilakukannya adalah dengan berguling-guling di pasir atau tanah untuk membersihkan tubuhnya. “Afala tatafakkarun, afala ta’qilun, afala tatadbbarun, afala tatadzakkarun.”

“ .Apakah kamu tidak memikirkannya?” (QS. Al-An’am [6]: 50).

“ .Maka apakah kamu tidak memikirkannya?” (QS. Al-Baqarah [2]: 44).

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, serta silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal.” (QS. Ali Imran [3]: 190).

Dan masih banyak lagi ayat lainnya yang memerintahkan agar umat Islam mengambil pelajaran dari setiap sesuatu yang diciptakan Allah SWT di alam semesta ini. “untuk menjadi petunjuk dan peringatan bagi orang-orang yang berpikir.” (QS. Ghafir [40]: 54. Lihat pula Surah Az-Zumar [39]: 21.

Kita bisa berpikir secara ringkas saja, bahwa apa yang dilakukan oleh kedua kucing tersebut adalah ‘mandi junub’ seusai berhubungan badan dengan pasangannya. Praktik ‘hubungan badan’ dengan lawan jenis adalah perbuatan yang mengharuskan pelakunya untuk membersihkan diri. Cara membersihkan diri bagi manusia adalah lima macam, yakni mandi biasa, mandi besar (junub), berwudhu, tayamum, dan istinja’.

Mandi biasa sebagaimana umumnya adalah praktik membersihkan diri ketika badan terasa gerah, karena kotor, karena keringat sesuai berolahraga atau bekerja keras, dan lainnya.

Adapun mandi besar dilakukan khususnya untuk membersihkan diri ketika keluar air mani yang disebabkan berhubungan badan dengan lawan jenis atau karena melakukan sesuatu sehingga air mani keluar. Mandi besar juga dilakukan pada jenazah, dan orang gila yang sembuh dari penyakit gilanya.

Sedangkan berwudhu dilakukan karena dirinya berhadas, saat akan melaksanakan shalat maupun tawaf. Sedangkan tayamun dilakukan manakala seseorang tidak mendapatkan air untuk membersihkan diri dengan wudhu atau pun ‘mandi besar’ ketika akan melaksanakan shalat dan tawaf.

Dan adapun beristinja’ dilakukan karena seseorang baru saja terkena najis yang menyebabkan dirinya harus membersihkan kotoran najis yang melekat pada badannya, misalnya sehabis kencing atau setelah buang air besar (BAB).

Perintah untuk membersihkan diri ini, ditegaskan Allah Subhanahu wa ta’ala (SWT) dalam Surah Al-Maidah [5]: 6.

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al-Maidah [5]: 6).

Dan tujuan membersihkan diri ini adalah agar selalu dalam keadaan suci yang diakibatkan oleh ‘kotoran lahir’. Sedangkan untuk membersihkan (menyucikan) diri dari ‘kotoran batin’ adalah dengan memperbanyak istighfar (ampunan) kepada Allah (taubat) dan memperbanyak amal saleh.

Innallaha yuhibbut tawwabina wa yuhibbul muthathahhirin” (Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang bertaubat dan orang yang membersihkan diri). (QS. An-Nisa’ [4]: 92).

Tak hanya ‘mandi besar’, saat kencing dan buang air besar (BAB), kucing pun dengan gerak cepat menutupi kotorannya. Bisa dengan tanah, pasir. Terkadang, jika tak menemukan tanah atau pasir, kucing tetap mempraktikkan ‘menutupi kotoran’. Ia mengais-ngaiskan kaki depannya untuk menutupi kotoran itu.

Setelah itu, kucing kemudian mendekatkan hidungnya kea rah kotorannya. Ia mencoba membauinya. Jika kotoran atau bekas air kencingnya masih berbau, ia akan terus menutupinya, hingga tidak berbau (hilangt baunya. Walaupun bagi manusia, kotoran dan kencing kucing sangat bau walau sudah ditutupi. Dan jika kucing merasa sudah tidak berbau, barulah ia pergi.

Selain kucing yang melakukan praktik ‘mandi junub’ ini, masih ada hewan lain yang juga berperilaku sama seperti kucing seusai ‘ritual khusus’ tersebut. Hewan seperti kucing, ayam, bebek saja memahami dan mengerti bahwa sehabis berhubungan badan dengan lawan jenis, maka badannya akan kotor alias tidak suci. Ia sedang dalam keadaan berhadats dan terkena najis. Maka sudah sewajarnya bila dia membersihkan dirinya, agar bersih dan suci.

Insya Allah, pembahasannya akan dibahas pada artikel lainnya. Hewan saja menyadari bahwa keluar air mani itu menyebabkan mandi besar, harusnya manusia lebih memahami lagi karena diberikan akal pikiran. Wallahu a’lam.

(Syahruddin El Fikri, Jurnalis Republika, Khadimul Rumah Berkah)

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Official Media Yayasan Rumah Berkah Nusantara, part of Republika Network. email: [email protected], Silakan kirimkan inf

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image