Enam Perbuatan Ini Dapat Menghapus Pahala Amal Kebaikan

Agama  
Cinta kepada dunia merupakan salah satu perbuatan yang dapat menghapuskan pahala amal kebajikan. (Foto: Ilustrasi)
Cinta kepada dunia merupakan salah satu perbuatan yang dapat menghapuskan pahala amal kebajikan. (Foto: Ilustrasi)

Setiap manusia, umat Islam khususnya, berkeinginan amal ibadahnya senantiasa berlipat ganda. Pahalanya terus meningkat, bertambah, bertambah, dan bertambah. Sehingga diharapkan saat Hari Penghitungan (Hari Kiamat) nanti, catatan amal kebaikannya banyak dan diterimanya dengan tangan kanannya.

Namun apa daya, terkadang, pahala amal yang telah menumpuk dan sangat banyak, tanpa disadari menjadi berkurang bahkan terhapuskan tanpa sisa. Sungguh sangat disayangkan.

Dalam kitab Nasha`ihul Ibad, Syekh Nawawi Al Bantani menyebutkan, sedikitnya ada enam perbuatan yang dapat menghapuskan amal manusia. Karena itu, perbuatan itu harus ditinggalkan dan dijauhi. Keenam perbuatan itu adalah:

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

1. Gemar atau suka berghibah, suka bergosip, dan membicarakan aib (kekurangan) orang lain.

Dalam sebuah hadis dikatakan, di Hari Kiamat nanti ada manusia yang muflis. Para sahabat bertanya, siapa manusia yang muflis itu? Rasul SAW menjawab; "muflis itu adalah orang yang bangkrut." Mereka bangkrut bukan karena dagangannya hilang, tetapi yang hilang adalah catatan amal kebaikannya. Amal kebaikannya diberikan kepada orang yang difitnah, dia caci maki, dia bully. Hingga akhirnya amal kebaikannya habis, namun masih banyak orang-orang yang datang ingin mengambil pahalanya. Namun karena dirinya sudah tidak ada lagi, maka dosa kesalahan orang yang dia bully, kesalahan orang yang difitnah, akan diberikan kepadanya.

2. Hati yang Keras

Hati yang keras bukanlah karena terbuat dari besi atau baja, tetapi hatinya menjadi keras karena enggan menerima nasihat orang lain. Dia enggan menerima ajakan kebaikan, dia enggan mengikuti dakwah kebajikan, dia malas untuk beribadah. Sebaliknya ia suka menolak bahkan mencaci maki setiap perbuatan baik. Diajak pada kebaikan dia justru menganggapnya perbuatan itu mengganggunya.

Lantunan suara Al-Quran, dia anggap sebagai kegiatan berisik. Suara azan dia anggap mengganggu orang tidur. Kegiatan dakwah dia anggap hanya mengganggu aktivitas dirinya. Itulah hati yang keras laksana batu, enggan menerima kebaikan. (Na'udzubillah).

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Official Media Yayasan Rumah Berkah Nusantara, part of Republika Network. email: [email protected], Silakan kirimkan inf

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image