Khianat Itu Termasuk Ciri Orang Munafik
Khianat Itu Termasuk Ciri Orang Munafik
Ada tiga ciri dari orang yang munafik. Salah satunya suka berkhianat.
Oleh Syahruddin El Fikri
Belakangan ini, istilah atau kata-kata pengkhianat bermunculan di media massa dan media sosial. Kata tersebut ditujukan kepada sosok perseorangan yang ‘dianggap’ melakukan penelikungan atas sebuah kesepakatan, namun di belakang ‘panggung’ ternyata berpindah haluan ke orang lain atau pada pihak lain.
Ramainya lagi, kata tersebut terus dimunculkan oleh pihak-pihak yang tidak suka atas perbuatan tersebut, dan juga kepada pihak-pihak di belakang sosok tersebut. Fatalnya, kata itu diungkapkan pula oleh tokoh, dan akhirnya membesar karena diviralkan.
Dalam Islam, kata khianat berasal dari Bahasa Arab yakni khiyanah (khiyanat) yang berarti kondisi di mana seseorang tidak setia atas apa yang dipercayakan kepadanya dari orang yang mempercayakannya. Dari istilah ini dapat dijelaskan bahwa orang yang berperilaku khianat atau berkhianat (nama pelakunya disebut pengkhianat), adalah seseorang yang tidak setia atas amanah yang dipercayakan kepadanya.
Istilah khianat sendiri merupakan kata serapan dari Bahasa Arab, al-khiyanah yang merupakan maṣdar dari kata kerja khana-yakhunu-khaunan wa khiyanatan yang memiliki bentuk isim fa’il atau pelaku kha’in yang kemudian diserap ke dalam Bahasa Indonesia menjadi khianat. Kata khianat dalam kehidupan sehari-hari seringkali dipakai dalam kaitannya dengan kepercayaan, pekerjaan, tugas, perintah, tanggung jawab, dan lain-lain.
Kata khianat ini dalam Al-Quran memiliki makna yang hampir serupa dengan kata al-nifaq, al-kaid/al-makidah, al-khida’, dan al-gulul. Secara khusus, kata khianat jika dicari dengan menggunakan kata dasar kha, wawu, dan nun (khawana), ditemukan sekitar 16 kata dalam 11 ayat dari 8 surat yang berbeda. Yang semuanya secara makna dan maksud berbeda-beda.
Di antara bentuk kata yang bisa ditemukan dengan menggunakan bentuk kata kerja (fi’il), terdapat tujuh kata. Secangkan dalam bentuk kata ism (benda) sevanyak 9 kata. Dari 16 kata dasar dengan akar kata kha, wa, dan nun itu, di antaranya terdapat dalam Surah Al-Baqarah [2]; ayat 187, An-Nisa [4[: 105, 107, Al-Maidah [5]: 13, Al-Anfal [8]: 27, 58, dan 71. Selain itu juga terdapat dalam Surah Yusuf [12]: 52, Al-Hajj [22]; 38, Ghafir [40]: 19, serta Surah At-Tahrim [66]: 10.
Dari sejumlah surah dan ayat dijelaskan di atas, kalangan mufassir (ahli tafsir) mengartikan makna khiyanah dengan maksiat, mengingkari janji (tidak ditepati), menyia-nyiakan amanah, ingkar (kafir), dan zina. Sedangkan sejumlah tokoh yang disebutkan dalam ayat-ayat al-khiyanah secara jelas di antaranya adalah ahl alkitab, istri al-‘Aziz (Zulaikha), istri Nabi Nuh, dan istri Nabi Luth.
قَالَ مَا خَطْبُكُنَّ اِذْ رَاوَدْتُّنَّ يُوْسُفَ عَنْ نَّفْسِهٖۗ قُلْنَ حَاشَ لِلّٰهِ مَا عَلِمْنَا عَلَيْهِ مِنْ سُوْۤءٍ ۗقَالَتِ امْرَاَتُ الْعَزِيْزِ الْـٰٔنَ حَصْحَصَ الْحَقُّۖ اَنَا۠ رَاوَدْتُّهٗ عَنْ نَّفْسِهٖ وَاِنَّهٗ لَمِنَ الصّٰدِقِيْنَ 51
ذٰلِكَ لِيَعْلَمَ اَنِّيْ لَمْ اَخُنْهُ بِالْغَيْبِ وَاَنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِيْ كَيْدَ الْخَاۤىِٕنِيْنَ ۔52
“Dia (raja) berkata (kepada perempuan-perempuan itu), “Bagaimana keadaanmu ketika kamu menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya?” Mereka berkata, “Mahasempurna Allah, kami tidak mengetahui sesuatu keburukan darinya.” Istri Al-Aziz berkata, “Sekarang jelaslah kebenaran itu, akulah yang menggoda dan merayunya, dan sesungguhnya dia termasuk orang yang benar.”
“(Yusuf berkata), “Yang demikian itu agar dia (Al-Aziz) mengetahui bahwa aku benar-benar tidak mengkhianatinya ketika dia tidak ada (di rumah), dan bahwa Allah tidak meridai tipu daya orang-orang yang berkhianat.” (QS. Yusuf [12]: 51-52).
Dari segi makna atas peristiwa yang terjadi sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran, kata khianat terjadi dalam beberapa bentuk. Antara lain, khianat keimanan, khianat agama, khianat perbuatan, khianat perkataan, serta khianat isyarat. Selain itu perbuatan khianat juga memiliki dampak yang besar, baik secara agama ataupun dalam masyarakat, diri sendiri, dan orang lain.