Tiga Cara Mudah Mengenali Keturunan Rasulullah SAW
Dzuriyat Rasul tidak Dimangsa Hewan Buas
Dalam kitab Al-Mafakhir karya An-Naisaburi, Lisan Al-Mizan karya Ibnu Hajar Al-‘Asqalani, dan Muruj Adz-Dzahab karya Al-Mas’udi diceritakan sebuah kisah tentang adanya seseorang yang mengaku keturunan Rasulullah dan melakukan penipuan dengan menarik keuntungan dari pengikutnya.
Alkisah, di masa Daulah Abbasiyah, tepatnya ketika Khalifah Al-Mutawakkil menjabat sebagai kepala negara, seorang wanita bernama Zainab, mengaku-ngaku bahwa dirinya adalah cucu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia menyebut dirinya putri dari pasangan Ali bin Abi Thalib dan Fathimah radhiyallahu ‘anhuma.
Masyarakat ketika itu kebingungan dengan sikap wanita itu, hingga akhirnya mereka mendatangkan Ali bin Muhammad bin Musa bin Ja’far bin Muhammad bin Ali bin Musa bin Ja’far bin Muhammad bin Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib, yang mempunyai julukan laqab “Al-Hadi.”
Setelah disampaikan kepadanya apa yang sedang terjadi, Al-Hadi pun menegaskan bahwa Zainab putri Ali sudah lama meninggal. Dia menyebut tahun, bulan, dan hari kematiannya. Tetapi bukan jawaban seperti ini yang diinginkan Sang khalifah.
Beliau bahkan berjanji tidak akan melepaskan Zainab sebelum membungkamnya dengan hujah yang kuat.
“Jika benar dia adalah anak Fathimah,” akhirnya Ali Al-Hadi kembali bersuara, berusaha mengungkap tipu daya Zainab dengan mengajukan sebuah tantangan, “Sesungguhnya jasad keturunan Fathimah tidak akan dimangsa oleh hewan-hewan buas. Maka datangkanlah hewan buas kepadanya. Dan lemparkan ia di tengah kerumunan hewan buas itu.”
“Tidak!” teriak Zainab yang raut wajahnya tetiba berubah ketakutan. “Ini hanyalah cara agar dia bisa membunuhku! Kenapa tidak kamu saja yang melakukannya.” katanya berusaha membela diri.
Dengan tenang, Ali Al-Hadi berkata, “Ya. Aku berani membuktikannya.”
Dan beberapa saat kemudian, ia dimasukkan ke dalam sebuah kandang. Perlahan-lahan, enam ekor singa yang ada di dalam kandang itu, mendekati Ali satu per satu. Dengan lembut, tangan Ali membelai kepala singa-singa yang mendekatinya. Binatang-binatang buas itu, di hadapan Ali Al-Hadi, menjadi jinak dan penurut.
Begitu melihat...