Penyebab Manusia Mudah Tertipu

Hikmah  

Pertama, haknya tidak akan hilang. Jika dia bersikap merelakan harta itu untuk penipu, maka Allah SWT akan mengganti dengan yang lebih baik dan lebih banyak.

Jika tidak merelakannya, maka bisa menuntutnya di akhirat sesuai kadarnya. Maka hak tetap terjaga dengan baik.

"Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya." (QS. At-Thalaq; 3).

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Maka yakinlah bahwa hak seseorang tidak hilang dan tidak tertukar meskipun telah ditipu. Ingatlah pada saat kita ditipu, maka saat itulah menikmati sebagian rezeki kita telah berakhir. Terjadinya penipuan ini sudah kehendak-Nya.

Kedua, doa yang mustajab. Seseorang yang tertipu sama posisinya dengan seseorang yang dizalimi. Dan doa orang terzalimi itu mustajab karena tidak adanya hijab antara doanya dengan Allah SWT.

"Waspadailah doa orang yang terzalimi, karena tidak ada hijab (penghalang) antara ia dan Allah." (HR. Bukhari).

Dilanjutkan dengan hadis yang diriwayatkan Muslim yang artinya, “Orang yang bangkrut di antara umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat membawa pahala shalat, puasa, dan zakat. Akan tetapi, dia juga telah mencela orang ini, memakan harta orang itu, menumpahkan darah orang ini, dan memukul orang itu.

Lantas, orang yang dizalimi ini diberikanlah kebaikan-kebaikannya untuk orang yang dizalimi yang ini, diberikan pula kepada korban kezaliman yang lain. Hingga apabila kebaikannya telah habis, sedangkan kezalimannya belum semua terbayar, maka sebagian dosa-dosa orang-orang yang dizalimi akan dipikulkan kepadanya, lalu dia dilempar ke dalam neraka.” (HR. Muslim).

Ketiga, menerima terjadinya penipuan itu sebagai takdir Allah. Mereka yang bertawakal atas kondisi yang dialaminya, maka dia akan mendapatkan pahala dari Allah, dihapuskan dosa-dosanya, dan kedudukannya akan ditinggikan derajatnya oleh Allah SWT.

“Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutlah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikit pun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (setan) memperdayakan kamu dalam (menaati) Allah." (QS. Luqman; 33).

Artikel Terkait:

Kisah Ulama yang Doanya Tertolak karena Sebutir Kurma

Kelompok yang Mengiringi Jenazah

10 Golongan yang Jasadnya Masih Utuh Hingga Hari Kiamat

Buku Sehat dengan Wudhu

Dapatkan buku Sehat dengan Wudhu di Shopee, Klik disini

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Official Media Yayasan Rumah Berkah Nusantara, part of Republika Network. email: [email protected], Silakan kirimkan inf

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image